Rektor Universitas Widya Kartika (Uwika) Dr. Murpin Josua Sembiring, S.E., M.Si., menerima rombongan perwakilan mahasiswa Papua. Mereka berbincang terkait iklim pendidikan di Kota Surabaya yang merupakan salah satu destinasi utama lulusan SMA di Papua meneruskan studi.
Bertempat di ruang Rektor Uwika, pertemuan pada Selasa, 7 Mei 2013 itu berlangsung santai. “Kita ini sama. Sama-sama orang Indonesia. Jadi sudah sepatutnya saling belajar dan menghargai,” kata Dr. Murpin membuka perbincangan.
Sebagai orang yang pernah berdomisili cukup lama di Papua, Dr. Murpin menilai, potensi remaja di Papua untuk bisa berpartisipasi membangun daerah masih sangat terbuka. Untuk itu, para lulusan SMA harus mampu menempa diri menjadi pribadi yang unggul. Tujuannya agar bisa berkontribusi memajukan daerah. Salah satunya bisa ditempuh dengan kuliah secara sungguh-sungguh.
Namun, sejumlah kendala tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa luar daerah. Salah satunya berasal dari dosen. Dr. Murpin mengatakan, entah secara sadar atau tidak, masih ada dosen di Jawa yang menggunakan bahasa daerah (jawa) saat mengajar. Padahal, mahasiswa yang mengikuti kuliah berasal dari berbagai daerah. “Itu akan menimbulkan perasaan tidak nyaman. Atau paling tidak, mahasiswa luar daerah jadi susah mengerti penjelasan yang diberikan,” lanjut pria yang juga Ketua Forum Komunikasi Dosen Kopertis Wilayah VII Propinsi Jatim ini.
Hal itu diamini para mahasiswa. Mereka memang merasakan apa yang disampaikan Dr. Murpin. Dalam beberapa kuliah yang diikuti, ada saja dosen yang menjelaskan dengan bahasa Jawa. “Neng kono, neng kene, (di sina, di sini),” celetuk salah seorang dari mereka yang langsung memantik tawa seisi ruangan.
Oleh karenanya, Dr. Murpin berharap, para dosen di Jawa, khususnya di Uwika, agar senantiasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik saat memaparkan perkuliahan. Sehingga, seluruh mahasiswa bisa mengerti materi yang disampaikan.
Setelah beramah-tamah, para mahasiswa yang berasal dari sejumlah kampus di Kota Surabaya itu menyempatkan diri melihat fasilitas yang ada. Di damping Kepala Admission Uwika, Deasy Mariane Isabela Kaunang, SIP., mereka menilik satu per satu kondisi ruang kuliah, perpustakaan, hall, ruang UKM, hingga ruang dosen bahasa Uwika.
Salah satu di antara tujuh mahasiswa itu cukup mengapresiasi ruang musik Uwika yang diberi nama Singgih Music Room. “Ruanganya bagus. Nyaman sekali. Pasti bisa betah kalau kuliah disini,” kata salah seorang yang sempat menjajal alat music didalam ruangan tersebut.